Mitra: Badan Tenaga Nuklir Nasional
PIC: Drs. Projo Danoedoro, Ph.D
Deskripsi
Data topografi merupakan gambaran detail suatu wilayah yang dapat digunakan sebagai dasar analisis berbagai aspek sesuai tujuan. Data topografi saat ini dapat diambil menggunakan foto udara. Foto udara dapat menghasilkan data Orthophoto dan Digital Surface Model (DSM) dengan resolusi yang detail. Data turunan foto udara berupa Digital Terrain Model (DTM) dan Kontur dapat diperoleh dengan memanfaatkan data DSM yang sudah didapatkan sebelumnya. Hasil dari kegiatan foto udara beserta hasil turunan tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk kajian studi kelayakan tapak PLTN. Tahapan foto udara untuk menghasilkan data-data tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga tahapan yaitu, Tahap Pra Akuisisi Data, Akuisisi Data, dan Pasca Akusisi Data. Tahap pra akusisi data dilakukan untuk merencanakan kegiatan akusisi data di lapangan baik dalam perencanaan desain sebaran GCP/ICP, blok area pemotretan, jumlah jalur terbang, ketinggian terbang dan drone yang dibutuhkan untuk melakukan pemetaan udara serta menyelesaikan proses perijinan. Pada tahap akuisisi data semua kegiatan dilakukan di lapangan baik berupa pengukuran GCP/ICP dan Pemotretan udara dilakukan secara beriringan sesuai dengan jobdesk tim masing-masing, sedangkan tahap pasca akusisi data dilakukan sepenuhnya di studio untuk menghasilkan beberapa output turunan.
Wilayah kajian studi kelayakan tapak PLTN berada di kawasan Pantai Gosong, Pulau Semesa, dan Pulau Tempurung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupatan Bengkayang, Kalimantan Barat. Total luasan wilayah pada ketiga area tersebut yaitu 771 hektar dengan kondisi topografi dan tutupan lahan yang beragam. Tutupan lahan pada wilayah kajian berupa permukiman, perkebunan kelapa, kebun campuran, sawah, hutan mangrove dan semak belukar. Tutupan lahan tersebut dapat diketahui melalui Orthophoto hasil foto udara. Orthophoto yang memiliki resolusi spasial 7 cm menjadikan objek yang ada dalam wilayah kajian dapat diinterpretasi dengan jelas. Jumlah foto lepas yang digunakan untuk membuat Orthophoto tersebut sebanyak 4167 foto dengan 7 Ground Control Point (GCP). Jumlah dan lokasi GCP yang berbeda dengan rencana pada tahap sebelum akuisisi data disebabkan karena penyesuaian dengan kondisi di lapangan. Orthophoto hasil olah data memiliki ketelitian geometrik sebesar 0,252 m dari 9 titik Independent Check Point (ICP) yang tersebar secara merata dalam wilayah kajian. Nilai tersebut menjadikan orthophoto hasil kegiatan foto udara masuk dalam kategori ketelitian kelas 1 berdasarkan Perka BIG nomor 6 tahun 2018.
Bentuk topografi pada wilayah kajian memiliki dataran dan perbukitan dengan beda tinggi hingga 200 meter. Wilayah berupa dataran sebagian besar berada di Kawasan Pantai Gosong dan sebagian kecil di bagian timur Pulau Semesa. Sebagian besar wilayah Pulau Semesa merupakan perbukitan sedangkan Pulau Tempurung sendiri merupakan satu bukit batu. DSM dan DTM hasil olahan foto udara memiliki ketelitian vertikal 0,453 meter. Jika didasarkan pada Perka BIG nomor 6 tahun 2018 maka DSM dan DTM tersebut masuk dalam kategori kelas 3. Kategori ketelitian horizontal dan vertikal hasil foto udara tersebut sudah layak digunakan sebagai sumber data peta dasar hingga skala 1 : 1.000, dengan nilai interval kontur maksimal 0,4 meter. Kontur hasil olah data foto udara dibuat dengan interval 2 meter. Interval tersebut dipilih sesuai dengan keluaran peta hasil yang memiliki skala 1 : 5.000.