Mitra: Kominfo Kabupaten Empat Lawang
PIC: Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T.
Deskripsi
Kabupaten Empat menjadi pintu gerbang bagi arus transportasi di Pulau Sumatera bagian selatan. Daerah ini menjadi penghubung antara Palembang dan Kota Bengkulu yang menjadi pusat kegiatan wilayah di Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi geografis ini menjadi salah satu peluang dalam mengembangkan suatu wilayah. Sektor primer menjadi salah satu komoditas yang dikembangkan dan telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah (sebesar 32,7% pada PRDB). Kopi menjadi komoditas denganjumlah produksi paling tinggi selain karet, kelapa sawit, kelapa dan kakao. Pada Tahun 2019, produksi kopi mencapai 53.592 ton. Selain itu kondisi sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, sektor pariwisata juga menjadi salah satu potensi yang seharusnya dapat dikembangkan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Empat Lawang Tahun 2021, terdapat 39 objek wisata alam dan 18 objek wisata budaya yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Empat Lawang. Kombinasi antara objek daya tarik wisata dengan atraksi keindahan alam sebagai supply tourism dengan posisi strategis sekaligus jalur transportasi penghubung pusat-pusat wilayah seharusnya dapat memberikan dampak yang besar bagi daerah. Namun, potensi ini masih belum dapat dikelola dengan baik sehingga belum memberikan dampak yang besar bagi masyarakat dan perekonomian daerah.
Smart City merupakan salah satu konsep yang telah banyak digunakan untuk mengelola sebuah entitas lokal baik kabupaten, kota, wilayah, atau negara kecil yang mengambil pendekatan holistik untuk menggunakan teknologi informasi real-time yang mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan (Smart Nation Programme Office, 2016). Smart City menurut Yigitcanlar dkk. (2019) didefinisikan sebagai kota yang meningkatkan pembangunan infrastruktur, sosial, dan infrastruktur komunikasi modem (TIK) guna mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana. Pengertian ini sejalan dengan pengertian smart city yang diungkapkan oleh Rachmawati (2019) dan Rachmawati dkk. (2020) bahwa dewasa ini Smart City dapat menjadi sebuah konsep yang bertujuan untuk mencapai pengelolaan kota dan lingkungan yang lebih baik melalui teknologi yang cerdas. Konsep ini mengedepankan inovasi, efektivitas dan efisiensi dalam manajemen wilayah menggunakan teknologi. Konsep Smart City menuntut sebuah daerah untuk memiliki kemampuan belajar dan berinovasi tinggi yang dibangun dari kreativitas penduduk, lembaga dan didukung dengan infrastruktur digital untuk kornunikasi dan rnanajernen pengetahuan (Kornninos, 2002; Gifingger dkk., 2007). Kornbinasi antara inovasi dan teknologi telah rnarnpu rnernberikan darnpak yang besar pada pengelolaan surnber daya dan pelayanan rnasyarakat di berbagai kota di berbagai negara. Melalui konsep Smart City, monitoring dan integrasi berbagai sektor dapat rnengoptirnalkan surnber daya sebuah daerah dengan lebih baik, rnerencanakan kegiatan perneliharaan preventifnya, dan rnernantau aspek kearnanan sekaligus rnernaksirnalkan pelayanan kepada warganya (Hall, 2000).
Berbagai kondisi ekstemal yang saat ini berkernbang seperti politik, legal, sosial, ekonorni, lingkungan dan transformasi digital telah rnengarahkan pada pengelolaan daerah dengan konsep kota atau kabupaten cerdas (Smart City). Melalui penyusunan Masterplan Smart City Ernpat Lawang, diharapkan juga dapat rneningkatkan kinerja pelayanan publik Pernerintah Daerah Kabupaten Ernpat Lawang, rnenggunakan teknologi, infrastruktur dan literasi rnasyarakat, diharapkan pernbangunan dapat berjalan dengan baik serta rnernberikan darnpak pada pernerataan, kesejahteraan dan kernakrnuran bagi rnasyarakat seternpat.