• UGM
  • Geografi UGM
  • IT Center
  • Etalase Kerja Sama Dalam Negeri
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Geografi
Unit Kerja Sama Dalam Negeri
  • Tentang
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Susunan Anggota
  • Etalase Kerja Sama
    • Etalase Riset dan Kerja Sama
    • Executive Training
    • Informasi Kerja Sama
      • Mitra Kerja Sama
      • Panduan Kerja Sama (SOP)
      • Laporan Kerja Sama
      • Agenda
  • Peta Kerja Sama
  • Kontak
  • Beranda
  • Produk
  • Kajian Perlindungan Kawasan Karst di Kecamatan Dander, Bubulan dan Temayang Kabupaten Bojonegoro

Kajian Perlindungan Kawasan Karst di Kecamatan Dander, Bubulan dan Temayang Kabupaten Bojonegoro

  • 28 Desember 2021, 14.19
  • Oleh: dikiakhyar
  • 0

Mitra: Bagian Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Pemerintah Kab. Bojonegoro
PIC: Dr. Eko Haryono

Kategori: Bencana, Lingkungan, Tata Ruang Tag: 2020, Fakultas Geografi UGM; Geografi UGM, SDG 15: Ekosistem Daratan, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, SDGs
  • Deskripsi

Deskripsi

Kegiatan ini dilakukan untuk menindaklanjuti inisiatif pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam upaya melakukan perlindungan kawasan karst yang ada di Kec. Dander, Kec. Bubulan, dan Kec. Temayang. Kawasan tersebut memiliki mataair-mataair karst dengan debit cukup besar dan beberapa diantaranya telah menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum daerah. Diharapkan dengan kegiatan ini pemerintah daerah setempat memiliki dasar ilmiah yang cukup kuat untuk menerbitkan regulasi perlindungan kawasan karst, utamanya sebagai kawasan konservasi imbuhan airtanah. Morfologi bentuklahan karst di areal kajian tidak terlalu nampak. Bentuklahan karst dapat diidentifikasi dengan keberadaan gua-gua dan mataair karst. Daerah penelitian merupakan kawasan yang meliputi Anggota Formasi Dander dengan litologi berupa batugamping. Anggota Formasi Dander merupakan anggota formasi dari Formasi Lidah yang memiliki litologi berupa batu lempung hitam, batu pasir, serta sisipan napal. Terdapat dua fasies batuan yang berhasil diidentifikasi, yaknis fasies boundstone dan fasies rudstone-floatstone. Rekomendasi kawasan perlindungan mataair dari kawasan berakuifer batugamping seluas 101 km2. Kawasan DAS Tidu bagian hulu (luas 42 km2¬) dan kawasan DAS Clebung bagian hulu (luas 23,04 km2) direkomendasikan sebagai kawasan penyangga, berada di selatan dari kawasan berbatugamping. Debit maksimum airtanah yang dapat diturap dari akuifer batugamping adalah 95 liter/detik atau setara dengan 8.193.017 liter/hari.

Produk Terkait

  • Studi Hidrogeologi dan Geodiversitas di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar

    Baca selengkapnya
  • Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tojo Una-Una

    Baca selengkapnya
  • Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam 2021-2026

    Baca selengkapnya
  • Pembuatan Video Sosialisasi dan Promosi Srikandi Sungai Indonesia

    Baca selengkapnya

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Universitas Gadjah Mada

UNIT KERJA SAMA DALAM NEGERI
Unit Kerja Sama Dalam Negeri, KLMB Lt. 5, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
  ukdn.geo@ugm.ac.id
cc: geografi@ugm.ac.id
  (0274) 6492340
  (0274) 589595

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju