Mitra: Pertamina Hulu Rokan
PIC: Dr. Eng. Guruh Samodra, S.Si., M.Sc.
Deskripsi
Pertamina Hulu Rokan melakukan peningkatan produksi minyak salah satu strateginya dengan memperbanyak jumlah sumur pengeboran. Dalam upayanya meningkatkan produksi minyak terdapat kendala di lapangan. Kendala terdapat pada kondisi well pad yang rusak/berlumpur saat hujan sehingga kegiatan konstruksi dan operasi pengeboran tidak berjalan maksimal. Kondisi lokasi pekerjaan well pad (Gambar 1) secara topografi terletak di dataran rendah dan bergelombang dengan ketinggian 0 sampai 90 meter di atas permukaan laut dengan kondisi tanah didominasi oleh tanah gambut. Area well pad yang berada di dataran rendah memiliki muka air tanah rendah dan berpotensi besar terjadi pumping. Kadar air tanah yang besar dengan kondisi tanah gambut, menyebabkan potensi pumping ke tanah urugan di atasnya menjadi semakin besar pula. Kondisi pumping (naiknya air ke permukaan) juga menjadi kondisi batas pada jumlah lintasan compactor saat proses pemadatan tanah urugan.
Rata-rata ketebalan tanah terstabilisasi yaitu 17 – 20 cm, sedangkan rata- rata kedalaman tanah timbunan yaitu 80 – 100 cm. Susunan lapisan tanah terdiri dari tanah terstabilisasi, tanah timbunan, dan tanah asli. Tanah asli berupa gambut dapat berisiko mengalami penurunan berlebih saat diberikan beban tambahan diatasnya. Fenomena pumping juga sangat dimungkinkan terjadi pada jenis tanah ini, dimana kandungan airnya yang cukup besar akan tertekan dan mengalir ke atas pada saat proses pemadatan mekanis dilakukan. Fenomena pumping ini menghambat proses pemadatan tanah yang optimal.
Kedalaman tanah keras belum dapat diketahui karena uji DCP tidak bisa menggambarkan secara komprehensif susunan lapisan tanah. Terdapat perubahan karakteristik deskripsi tanah dari sampel tanah asli dan sampel tanah+semen+DIFA berdasarkan beberapa hasil pengujian di bawah ini,
- DIFA dapat mengubah mineral clay menjadi amorf SiO2 dan gibbsite Al(OH)3 sehingga sifat clay dapat berubah.
- Dari uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) di lapangan ditemukan perbedaan nilai CBR yang cukup besar dimana nilai CBR rerata tanah komposit semen DIFA adalah 15 kali lebih tinggi dibanding dengan nilai CBR rerata tanah aseli (subgrade).
- Hasil uji CBR di laboratorium juga menunjukkan nilai CBR yang meningkat ketika komposisi aditif DIFA semakin diperbesar. Perolehan nilai CBR mengindikasikan bahwa tanah komposit semen DIFA dapat dipergunakan untuk perbaikan tanah subgrade maupun lapis perkerasan jalan (pavement).
Berdasarkan hasil analisis didapatkan faktor penting yang berpengaruh adalah sebagai berikut:
- Kondisi tanah asli di lapangan (daya dukung dan karakter tanah gambut)
- Tebal timbunan dan perkerasan diatas tanah gambut.