Gumuk Pasir Parangtritis merupakan fenomena alam yang terbilang unik dan langka karena asal proses terbentuknya berasal dari material erupsi Gunung Merapi menjadi material penyusun utama yang kemudian mengalir di sungai di DIY lalu bermuara di Samudra Hindia, tertiup angin dan mengendap di pesisir. Gumuk Pasir Parangtritis masuk kedalam kawasan pengelolaan oleh Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) yang merupakan bagian dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
Pada Senin (15/03), PGSP melakukan kegiatan rutin tahunan berupa pemotretan foto udara menggunakan pesawat UAV tipe Fixed-wing/pesawat tanpa awak dan pengukuran Ground Control Point (GCP) dengan tujuan mendapatkan data foto udara untuk menghasilkan Data Geospasial yang kemudian diolah untuk analisis perubahan kondisi gumuk pasir sebagai dasar dalam membuat penentuan kebijakan pengelolaan kawasan tersebut kedepannya.
Kegiatan monitoring tersebut merupakan kegiatan tahunan yang telah dilaksanakan semenjak tahun 2019, sehingga pada tahun ini kegiatan tersebut merupakan kegiatan kali ketiga dalam pelaksanaannya. PGSP menggaet Fakultas Geografi UGM untuk melakukan kerja sama dalam perencanaan dan pelaksanaan teknis di lapangan, ditanggapi dengan baik oleh Dekan, Fakultas Geografi UGM mengirimkan personil-personil yang terdiri dari dosen dan beberapa mahasiswa program studi Kartografi dan Penginderaan Jauh untuk membantu kelancaran kegiatan tersebut.
“Monitoring Kawasan Kagungan Dalem Gumuk Pasir Parangtritis merupakan kegiatan rutin tahunan Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) sejak 2019 untuk mengetahui kondisi terkini gumuk pasir di Parangtritis. Kegiatan tersebut meliputi pemotretan udara dengan pesawat udara tanpa awak dan pengukuran titik ikat tanah (ground control point) untuk menjamin akurasi hasil foto udara
Pada tahun ini, kegiatan monitoring dilakukan oleh PGSP bekerja sama dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada dan Pusat Pemetaan dan Intergasi Temarik (PPIT) serta Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) Badan Informasi Geospasial. Monitoring gumuk pasir bertujuan untuk melihat dinamika gumuk pasir dan sebagai data dasar dalam penyusunan peta penggunaan lahan dan peta kondisi gumuk pasir di wilayah Parangtritis”.
Kegiatan monitoring gumuk pasir tahunan yang melibatkan dosen dan mahasiswa Fakultas Geografi UGM ini dilaksanakan selama 5 hari berturut-turut, dimulai sejak Senin (15/03) dan selesai pada Jumat (19/03).(FGE/Diki)